Saturday, October 30, 2010 / 3:00 AM
BIOSKOP ELITA
Bioskop ELITA dibangun pada tahun 1910an dengan gaya arsitektur Art Nouveau. Gedung ini terbakar pada tahun 1930 dan dibangun kembali dengan gaya arsitektur Art Deco pada tahun 1931 berdasarkan rancangan arsitek F.W. Brinkman. Nama “Elita” berasal dari bahasa latin. Artinya “Terpilih”. Pada atapnya ditempatkan sebuah patung Garuda yang besar di akhir tahun 1930an dan patung tersebut dibongkar di tahun 1960an pada waktu nama bioskop berganti menjadi Puspita. Gedung ini dihancurkan pada tahun 1982 untuk dijadikan kompleks pertokoan Palaguna.
Bioskop VARIA dibangun pada awal tahun 1940an di halaman Elita. Sebelumnya halaman tersebut digunakan sebagai tempat huburan dan bioskop di udara terbuka. Nama “Varia” berasal dari bahasa latin. Artinya “Serba-serbi”. Bioskop Varia berganti nama menjadi Nusantara (1960an) dan kemudian Dwikora (1970an). Gedung dihancurkan pada tahun 1982 untuk dijadikan kompleks pertokoan Palaguna.
Bioskop ORIENTAL dibangun pada tahun 1930an dalam gaya arsitektur Art Deco berdasarkan karya arsitek F.W. Brinkman juga. Di atap ada patung Garuda seperti di bioskop Elita yang dibongkar pada tahun 1960an waktu bioskop berganti nama menjadi bioskop Aneka. Gedung dihancurkan pada tahun 1982 untuk dijadikan kompleks pertokoan Palaguna.
Bioskop RADIO CITY dibangun pada tahun 1925 dengan gaya arsitektur Art Deco. Terletak di Jl Alun-alun Selatan (kini Jl Dalem Kaum) no. 58. Pada tahun 1946 gedung dibakar pada waktu Peristiwa Bandung Lautan Api. Pada tahun 1955 dibangun kembali dan diberi nama baru bioskop Dian (1955). Pada tahun 1980an masih hidup dengan memutar film-film India dan film-film Indonesia esek-esek. Sejak 1990an gedung ini dibiarkan kosong. Sekarang digunakan sebagai tempat futsal oleh Dian Kencana Futsal Club.
Snapshoot Bioskop Elita (Dian Kencana Futsal):
pada saat ini
pada masa lalu
Labels: Bioskop Elita