Monday, December 13, 2010 / 6:00 AM
MUSEUM POS INDONESIA
Keberadaan Museum Pos Indonesia yang berlokasi tidak jauh dari Gedung Sate, tidak terlepas dari perjalanan sejarah Perusahaan Pos di Indonesia. Hadir sejak jaman Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1933 dengan nama Museum PTT (Pos Telegrap dan Telepon) menempati bagian sayap kanan bawah gedung kantor PTT . Bangunan Museum ini dibangun pada tanggal 27 Juli 1920 dengan luas bangunan 706 m2. Dirancang oleh arsitek Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst dengan gaya arsitektur Italia masa Renaissance dan mengkoleksi perangko-perangko dari berbagai negara.
Lokasi di Jl. Cilaki No. 73 Bandung. Dibangun pada masa Hindia-Belanda tanggal 27 Juli 1920 oleh Ir. J. Berger dengan gaya arsitektur Italia masa Renaissance. Museum ini beberapa kali berganti nama semula dengan nama Museum Pos, Telegraph dan Telepon (PTT), kemudian Museum Pos dan Giro dan selanjutnya Museum Pos Indonesia sampai sekarang. Museum Pos dan Giro di Jawa Barat ini, merupakan satu-satunya museum perangko yang koleksinya tidak lagi hanya sebatas pada perangko-perangko dari dalam negeri tetapi dilengkapi dengan perangko dari berbagai negara. Selain itu telah dilengkapi dengan benda-benda pos bersejarah.
Meletusnya Perang Dunia II pada akhir tahun 1941, pendudukan Jepang, dan pergerakan revolusi, menyebabkan Museum PTT tidak terperhatikan; bahkan keberadaannya pun nyaris terlupakan.
Untuk dapat menjalankan fungsinya kembali sebagaimana layaknya sebuah museum, pada tahun 1980 Direksi Perum Pos dan Giro membentuk suatu kepanitiaan untuk menghidupkan kembali keberadaan Museum PTT; dan bertepatan dengan hari bakti Postel ke-38, pada tanggal 27 September 1983 Museum ini dibuka secara resmi oleh menteri Pariwisata dan Telekomunikasi, Achmad Tahir dan diberi nama Museum Pos dan Giro.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Perum Pos dan Giro, Museum Pos dan Giro mengkoleksi sejumlah benda yang memiliki nilai sejarah dalam perjalanan Perusahaan Pos Indonesia sejak masa Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, masa kemerdekaan, hingga sekarang ini, baik dalam bentuk foto, maket, lukisan, katalog, dan peralatan pos lainnya.
Sejalan dengan perjalanan dan perkembangan perusahaan pos, dimana terhitung tanggal 20 Juni 1995 nama dan status perusahaan berubah dari Perusahaan Umum Pos dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia (persero), maka nama Museum Pos dan Giro pun berubah menjadi Museum Pos Indonesia. Peran dan fungsi yang dijalankan oleh Museum Pos Indonesia selanjutnya, disamping sebagai tempat koleksi, juga meliputi fungsi sarana penelitian, pendidikan, dokumentasi, layanan informasi, serta sebagai objek wisata khusus.
Snapshoot Museum Pos Indonesia:
pada saat ini
Labels: Museum Pos Indonesia